MENGENAL LALAT

Lalat merupakan salah satu serangga yang dirasa cukup mengganggu bagi kehidupan manusia. Pasalnya, lalat kerap hinggap pada makanan kita sehingga membuat kita merasa makanan tersebut menjadi kotor.

Spesies yang dimiliki oleh hewan ini sangat banyak sehingga kita dapat sangat sering menjumpai lalat. Tetapi tahukah kalian meskipun lalat sering dianggap mengganggu tetapi hewan ini tetap memiliki manfaat bagi kehidupan kita.

Melalui buku 'Mekanisme Penularan Penyakit Oleh Lalat' yang ditulis oleh Arien Magdalena, diketahui bahwa lalat berasal dari ordo diptera. Berdasarkan asal katanya 'di' memiliki makna dua dan 'ptera' memiliki makna sayap.

Pendefinisian kata diptera membuat kita mengetahui bahwa lalat merupakan serangga yang memiliki dua sayap dan merupakan unsecta yang bisa terbang. Sepasang sayap yang dapat terbang merupakan sayap bagian depan lalat yang memiliki membrane.

Pada sayap bagian belakang lalat tidak berkembang dan mereduksi sehingga berfungsi sebagai alat keseimbangan lalat (halter). Hal tersebut menyebabkan terdapat beberapa spesies lalat yang tidak dapat terbang.

Sedangkan dalam buku 'Lalat (Diptera): Peran dan Pengendalian Lalat di Bidang Kesehatan' diketahui spesies lalat di seluruh dunia yang sudah diketahui adalah sekitar 152.000 spesies. Namun, diperkirakan masih terdapat banyak spesies dari lalat yang belum diketahui.

Ordo diptera sendiri merupakan salah satu anggota kelas hexapoda atau insekta dengan jumlah genus dan spesies terbesar. Diketahui spesies dari ordo diptera adalah sekitar 60-70% dari seluruh spesies arthropoda.

Klasifikasi Ilmiah

Berikut merupakan klasifikasi ilmiah yang dimiliki oleh lalat dan dituliskan dalam buku 'Mekanisme Penularan Penyakit Oleh Lalat':

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Hexapoda

Ordo: Diptera

Famili: Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll.

Genus: Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.

Spesies: Musca domestica, Stomxy calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga sp, Fannia sp, dll.

Berikut merupakan jenis spesies dari tiap-tiap kelas Flies (lalat):

* Houseflies (lalat rumah atau Musca domestica)

* Sandflies (lalat pasir merupakan genus Phlebotomus)

* Tstse flies (lalat tsetse merupakan genus Glossina)

* Blackflies (lalat hitam merupakan genus Simulium)

Daur Hidup Lalat

Proses metamorfosis serangga adalah salah satu proses yang menarik untuk dipelajari. Dalam proses ini, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa. Lalat mengalami metamorfosis atau daur hidup sempurna seperti kupu-kupu. Proses metamorfosis terdiri dari empat tahap, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.

1. Telur

Tahap pertama dari siklus hidup lalat dimulai dari telur. Telur lalat berbentuk seperti beras namun berukuran kecil. Telur tersebut diletakkan pada medium yang cocok untuk perindukan larva.

Dalam waktu sekitar 12-24 jam, telur lalat akan menetas. Lalat dapat bertelur di tempat-tempat yang kotor dan basah seperti sampah, bangkai binatang, makanan busuk, atau bahkan makanan yang tidak terjaga kebersihannya seperti di sekitar selokan.

Lalat memakan makanan yang bervariasi seperti darah pada bangkai, makanan yang sudah busuk, bahkan lalat bisa hinggap dan bertelur pada makanan yang masih layak dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, perlu menjaga kebersihan makanan agar tidak menjadi tempat perindukan lalat.

2. Larva

Tahap kedua dari siklus hidup lalat adalah larva atau yang lebih dikenal dengan belatung. Setelah 24 jam, larva akan keluar dari telur dan terus makan untuk mengisi energi. Makanan ini sangat bervariasi dan larva cenderung makan dengan rakus.

Dalam proses tumbuh kembangnya, larva lalat mengalami pergantian cangkang (molting) sebanyak empat kali dalam hidupnya. Periode makan ini dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu, tergantung pada suhu, kualitas makanan, jenis lalat, dan faktor-faktor lainnya.

3. Pupa

Setelah mencapai ukuran yang memadai, larva kemudian berubah menjadi pupa atau kepompong. Pupa biasanya tinggal di tempat yang lebih kering karena larva yang bersifat terestrial cenderung meninggalkan medium larva. Tahap pupa ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan.

Pada tahap pupa, serangga seperti lalat mengalami perubahan yang dramatis dalam bentuk dan fisiologi. Bentuk pupa lonjong, berwarna coklat tua, dan tidak makan bahkan tidak bergerak. Pada tahap ini, serangga terus berada di dalam cangkang, kemudian secara bertahap, bentuk larva yang seperti cacing akan berubah menjadi lalat.

Sebetulnya, stadium pupa bisa memakan waktu hingga beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. Namun, secara normal, stadium dewasa akan muncul dari pupa setelah satu minggu.

4. Lalat

Setelah menyelesaikan tahap pupa, lalat dewasa akan muncul dari cangkang. Pada serangga seperti lalat, serangga dewasa disebut imago. Setelah 3-6 hari, lalat dewasa akan keluar dari cangkang. Saat sudah berumur tiga hari, lalat dapat terbang dan mencari pasangan untuk kawin. Lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 150 butir dalam sekali bertelur.

Bahaya dan Manfaat

Buku 'Lalat (Diptera): Peran dan Pengendalian Lalat di Bidang Kesehatan' menuliskan salah satu peran lalat adalah sebagai vektor mekanik yang efektif bagi berbagai macam penyakit khususnya penyakit pencernaan.

Lalat telah hidup berdampingan dengan manusia dalam jangka waktu yang cukup lama dan dapat menyebabkan beberapa penyakit tetapi permasalahan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh serangga ini seperti tidak mendapat perhatian dari pengelola program kesehatan.

Meskipun sudah terdapat beberapa panduan teknis untuk penanganan lalat tetapi belum ditemukan aktivitas konkret untuk mengendalikannya. Diketahui lalat rumah merupakan vektor foodborne diseases yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, disentri, tifoid dan beberapa spesies dapat menyebabkan miasis.

Ternyata lalat dapat memindahkan agen penyakit dengan mengontaminasi makanan yang dihinggapinya melalui muntahan, kotoran serta memindahkan kuman yang ada pada tubuhnya. Kemampuan lalat untuk memindahkan agen infeksius kepada inangnya disebut sebagai vector competence.

Diketahui bahwa lalat rumah menjadi vektor mekanik yang efektif dari banyak patogen yang terkait dengan penyakit enterik. Hal tersebut menyebabkan lalat rumah kerap diidentifikasi sebagai serangga terbang yang mengganggu kehidupan manusia.

Lalat ternyata juga memiliki manfaat yang dapat membantu kehidupan manusia yang diakibatkan oleh pengetahuan taksonomi dan biologi atas beberapa spesies nekrofil. Mereka akan digunakan untuk mengetahui berapa lama tubuh manusia telah mati.

Subspesialisasi ini berasal dari entomologi medis yang disebut sebagai entomologi medicocriminal atau forensik. Pada fungsi ini lalat dapat digunakan sebagai bukti dan sumber informasi penting ketika menangani kasus pembunuhan.

*dikutip dari berbagai sumber

(mai)